Ya Allah,
jadikanlah aku orang yang
kaya hatinya akan akhlakul kharimah,
kaya pikirannya oleh pengetahuan yang bermanfaat
kaya hartanya untuk beramal

Laporan Voltameter tembaga

Sabtu, 20 Agustus 2011


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Tujuan Percobaan
Tujuan kami melakukan percobaan voltameter Tembaga ini adalah untuk :
1)      Mengamati perubahan energi listrik menjadi energi kimia
2)      Memahami prinsip pemurnian logam dan penyapuhan (electroplating)
3)      Menentukan tara kimia listrik dari tembaga

1.2  Alat dan Bahan
Pada percobaan ini kami menggunakan beberapa alat, diantaranya:
1)      Voltameter Tembaga yang terdiri dari :
(1)   Bejana
(2)   Keping Tembaga Anoda (dekat dinding)
(3)   Keping Tembaga Katoda (di tengah-tengah)
(4)   Katoda pertolongan
2)      Larutan CuSO4
3)      Sumber arus
4)      Amperemeter DC
5)      Stopwatch
6)      Tahanan geser pengatur arus
7)      Kabel – kabel penghubung
8)      Neraca teknis








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tembaga
Tembaga yang dikatakan murni sifatnya, yaitu lunak, liat, dan dapat diregangkan atau mulur. Selain itu juga kemampuannya sebagai penghantar panas dan penghantar listriknya tinggi, juga tahan korosi. Pada udara terbuka, tembaga membentuk lapisan pelindung berwarna hijau dari Cu karbonat yang dikenal dengan nama Platina. Tembaga bila berhubungan langsung dengan asam cuka, akan menjadi terusi yang beracun.
Tembaga murni jelek untuk dicor, dimana dalam proses pengecoran, hasilnya Porus. Akan tetapi apabila diberikan suatu tambahan yaitu dengan jumlah kurang dari 1% bersama-sama akan memperbaiki sifat untuk mampu dicor. Tambahan-tambahan tersebut antara lain: seng, mangan, timah putih, timah hitam, magnesium, nikel, phospor, dan silisium.
Sebagai bahan setengah jadi, bahwa tembaga dapat dicor dalam suhu antara 800 - 900 0 C  untuk dibuat blok, plat yang nantinya dilanjutkan proses rol atau ditekan untuk dibuat batangan, profil atau pipa, dan lain sebagainya. Dan untuk pengerjaan selanjutnya seperti proses dingin untuk dibuat atau dijadikan lembaran-lembaran tipis (foil) sampai ketebalan 0,01 mm dan dibuat kawat sampai diameter 0,02 mm, akan tetapi dengan cara tersebut, tembaga akan menjadi keras dan rapuh. Karena sifat mampu bentuknya baik sekali, tembaga dibuat bermacam-macam kebutuhan barang-barang tempa maupun tekan (forming). Melalui proses pelunakan ulang (soft anealing) pada temperatur antara 300 - 700 °C akan didapatkan sifat seperti semula dan harga/nilai keregangannya kembali meningkat. Dan proses terakhir pada quenching tidak akan kembali keras, melainkan menjadi bahan mampu tempa.
Untuk pengerjaan yang berhubungan dengan panas yang berulang-ulang atau untuk bagian yang dilas atau disolder, dapat menggunakan bermacam-macam bahan tembaga, misalnya dari tembaga jenis bebas O2 yaitu SB-Cu atau SD-Cu, bahan-bahan tersebut baik dan lunak. Untuk penyolderan keras maupun pengelasan tanpa gas lindung pun akan baik kemampuan lasnya. Pada pengerjaan permesinan, misalnya : pembubutan, frais, bor atau shaping, dan sebagainya, bahwa tembaga murni mempunyai tatal atau cip yang terlalu liat dan padat, dan dapat merusak alat potongnya (cutter). Untuk itu pada alat potong untuk pengerjaan tembaga, diberikan sudut pemotongan khusus dan menggunakan minyak tanah atau oli bor emultion (dromus B) sebagai pelicin membantu pemotongan.
                                                                                                            
2.1 Voltameter Tembaga
Voltameter Tembaga merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besar tegangan listrik dalam suatu rangkaian listrik. Alat ini terdiri dari tiga buah lempengan tembaga yang terpasang pada sebuah bakelite yang dirangkai dalam sebuah tabung kaca atau plastik. Lempengan luar berperan sebagai anoda sedangkan yang di tengah sebagai katoda. Umumnya tabung tersebut berukuran 15 x 10cm (tinggi x diameter). Tembaga memiliki berat  jenis 8,93 gram/cm3, titik cairnya : 1083 0C, mampu tariknya : 200 – 360 N/mm2, perpanjangan/regangan/ : 35 – 50 %, penyusutan dingin : 2%. Metal/logam dapat bertindak sebagai konduktor listrik, akibat adanya pergerakan bebas dari elektron-elektron pada strukturnya. Secara sederhana konduksinya disebut konduksi metalik.
     Jika kedua elektrode dihubungkan dengan arus listrik searah (DC), maka ion-ion pada larutan akan bergerak berlawanan arah. Artinya, ion-ion positif akan bergerak ke elektrode negatif, sebaliknya ion-ion negatif akan bergerak kearah elektrode positif. Pergerakan-pergerakan muatan ion dalam larutan akan membawa energi listrik. Kondisi demikian ini disebut elektrolitik. Apabila ion-ion dalam larutan terkontak dengan elektrode maka reaksi kimia akan terjadi. Pada katode akan mengalami reduksi dan pada anoda akan mengalami oksidasi.
Sifat hantaran listrik zat cair dapat dibedakan menjadi :
1)        Isolator, misal : air murni, minyak, dll.
2)        Larutan ion, missal :
(1)      mengalami perubahan kimia, misal : asam-basa, garam.

0 komentar:

Posting Komentar

 

telah dijuluki :
wanita perkasa
si beu bae
wanita cantik perkasa gagah jelita
wanita aneh dan unik
jiwa anak kecil yang terperangkap dalam tubuh yang besar
gadis gemet